Mesin Truk Canter

Yuk Intip Spesifikasi Apa Saja dari Mesin Truk Canter

Truk Canter produksi Mitsubishi telah menjadi salah satu kendaraan komersial populer di Indonesia karena kehandalannya dan kemampuan mengangkut barang yang cukup besar. Namun, meskipun banyak yang sudah mengenal truk ini, masih banyak pertanyaan seputar spesifikasi mesin truk Canter.

Banyak orang awam masih penasaran sebenarnya bagaimana detail terkait mesin truk tersebut. Mengapa mereka bisa sangat handal dalam digunakan mengangkut beban berat dan perjalanan panjang.

Bahkan tidak jarang orang awam belum tahu apa jenis mesinnya sehingga salah menebak bahan bakar digunakan. Agar hal seperti itu tidak terjadi kami sudah mempersiapkan rubik khusus terkait truk canter.

Jadi ini akan menjadi sebuah insight penting bagi orang awam agar lebih mengenalnya lagi. Setelah membaca ulasan ini ketika melihat kendaraan serupa di jalan akan mudah mengenali spesifikasinya.

Spesifikasi Mesin Truk Canter

perawatan truk

Karena banyak orang penasaran truk menggunakan mesin apa? Kami akan menjelaskannya secara singkat. Pada dasarnya truk canter menggunakan berbagai jenis berbeda tergantung pabrikan namun kebanyakan menggunakan diesel engine.

Agar lebih jelas lagi kami sudah menyiapkan beberapa poin tentang spesifikasi kendaraannya. Jadi jika Anda memang tertarik untuk mencari tahu spesifikasinya lebih dalam bisa langsung mengecek berikut ini.

1. Tipe Mesin

Dari segi spesifikasi mesin truk canter kita bisa lihat dari bagaimana tipenya dalam setiap pabrikan. Masing-masing pabrikan tentu menggunakan teknologi berbeda yang hendak mereka pasarkan.

Secara umum kebanyakan yang beredar di Indonesia menggunakan diesel engine sehingga handal digunakan mengangkut beban berat. Namun ada juga yang menggunakan bensin meskipun jarang ditemui.

Apabila ingin lebih spesifik lagi ada dua jenis yang paling banyak beredar di Indonesia yaitu 4D34 dan 4P10. Agar tidak bingung dengan terminologi tersebut kami akan menjelaskannya masing-masing 4D34 dan 4P10.

  • 4D34

Ini merupakan kendaraan dengan engine menggunakan spesifikasi 4 silinder yang sering kita temui pada mesin truk canter. Meskipun ini adalah teknologi lama namun kehandalannya tidak boleh dianggap sebelah mata.

Sistem pembakaran digunakan adalah injeksi langsung sehingga mampu memberikan tenaga cukup besar. Pada saat digunakan efisiensi dari jenis 4D34 ini terbukti tangguh dan handal.

Bahan bakar digunakan pada jenis ini sudah bisa memakai tipe euro 2 sampai euro 4. Jadi kualitas pembakarannya jauh lebih efektif dan mampu menghasilkan tenaga optimal saat dipakai.

  • 4P10

Ini adalah engine dengan empat silinder segaris yang sering dipakai pada canter generasi terbaru. Mesinnya memiliki kapasitas cukup besar sehingga hasil tenaganya juga meningkat.

Dibandingkan dengan 4D34 efisiensi dari mesin truk 4P10 relatif lebih tinggi terutama saat jarak tempuhnya meningkat. Oleh sebab itu sekarang banyak kendaraan keluaran terbaru menggunakannya sebagai opsi.

Dari segi tenaga sendiri tentu saja mampu memberikan output lebih signifikan dibandingkan pendahulunya. Tipe ini menggunakan bahan bakar diesel jenis euro 4 sampai euro 6.

Dengan mengetahui detail seperti itu tentu saja Anda akan lebih mengenali bagaimana spesifikasi kendaraannya. Meskipun ada dua tipe namun sampai sekarang 4D34 masih lebih sering ditemui dalam negeri dibandingkan lainnya.

2. Kapasitas Mesin

Berbicara masalah kapasitas mesin truk canter tentu kita tidak bisa lepas dari bagaimana variannya. Karena masing-masing pabrikan biasanya menyematkan tipe tersendiri tergantung pada pemasarannya.

Apabila kendaraannya menggunakan tipe 4D34 maka kapasitas mesinnya sebesar 3.9 liter. Sedangkan ketika menggunakan tipe 4P10 maka kapasitas mesinnya 3 liter saja memang berbeda cukup jauh.

Namun dari perbedaan tersebut kita tidak bisa menyimpulkan bahwa 4D34 lebih baik karena kapasitasnya. Perlu Anda ketahui bahwa bukan kapasitas melainkan efektivitas dalam pembakaran untuk menilai kualitasnya.

Percuma menggunakan engine dengan kapasitas besar namun kapabilitas pembakarannya kurang. Oleh sebab itu 4P10 dimana memiliki kapasitas lebih kecil justru mengungguli pendahulunya 4D34.

3. Tenaga Maksimum

Tenaga maksimal dihasilkan kendaraan sekali lagi tergantung pada jenis mesin truk canter digunakan. Antara varian lama dengan baru tentu terdapat perbedaan cukup signifikan dari sisi tenaganya.

Sebagai informasi tipe 4D34 mampu menghasilkan tenaga sebesar 110 – 140 HP dalam kondisi prima. Tentu hal seperti ini akan membuat kendaraannya memiliki akselerasi kecil namun peak power tetap optimal.

Sedangkan tipe 4P10 mampu menghasilkan tenaga sebesar 110 – 170 newton dalam kondisi prima. Spesifikasi seperti itu membuatnya mampu memiliki akselerasi bagus seimbang dengan peak performance.

Jadi dari segi durabilitas dan daya tahan sendiri akan berbeda pada saat kita bandingkan dengan pendahulunya. Teknologi ini memang memberikan edge tersendiri dalam hal durabilitas kendaraannya.

4. Torsi Maksimum

Torsi sebenarnya adalah seberapa besar daya dihasilkan oleh kendaraan pada saat melaju. Torsi sangat penting untuk mengimbangi tenaga dari mesin truk agar mampu mengangkut beban cukup tinggi.

Torsi maksimum dari 4D34 sekitar 294 – 370 nm pada kondisi prima sehingga akselerasinya kurang. Meskipun begitu peak performance tetap optimal dimana mampu memberikan tarikan lebih langsam.

Torsi maksimum dari 4P10 adalah 370 – 430 nm range hampir sama dengan sebelumnya namun memiliki peak performance lebih tinggi. Hal ini menyebabkan varian tersebut memiliki konsistensi bagus dari segi tarikan kendaraan.

5. Sistem Bahan Bakar

Sistem bahan bakar yang digunakan oleh truk canter sekarang sudah jauh berbeda dengan dulu. Sekarang sistem bahan bakarnya jauh lebih efektif dan efisien sehingga mampu menghasilkan tenaga optimal.

Sekarang mesin truk umumnya sudah menggunakan teknologi common rail yang memiliki efisiensi tinggi. Hal ini menyebabkan konsumsi bahan bakarnya tidak terlalu boros namun tetap mampu menghasilkan tenaga luar biasa.

6. Sistem Pendingin

Sistem pendingin digunakan masih sama dengan kendaraan roda empat pada umumnya yaitu radiator. Namun setiap pabrikan pasti memiliki spesifikasi radiator tersendiri untuk memberikan pendinginan optimal.

Apalagi kita tahu sendiri bahwa kendaraan besar seperti ini selalu bekerja secara ekstra baik jarak atau beban. Sehingga kondisi mesinnya memang harus dijaga agar tetap di bawah temperature threshold.

7. Sistem Pelumasan

Sistem pelumasan dipakai sekarang mayoritas hampir sama yaitu single tube dimana mampu memberikan kinerja optimal. Viskositas dari pelumas digunakan juga harus bagus agar mampu melindungi mesinnya secara optimal.

Apabila pelumas digunakan memiliki viskositas rendah tentu saja mesin truk jadi lebih berisiko. Karena viskositas sangat mempengaruhi daya lindung dari pelumasnya pada saat kendaraannya menyala.

Semakin tinggi viskositas memungkinkan mesinnya tetap terlindungi meskipun suhunya tinggi. Jadi pengguna tidak perlu khawatir dengan potensi keausan mesinnya jika memakai pelumas dengan viskositas tinggi.

8. Konfigurasi Silinder

Secara umum hampir semua mesin truk terutama canter menggunakan konfigurasi 4 silinder segaris. Tujuannya sederhana agar mampu menghasilkan tenaga optimal pada saat kendaraannya digunakan.

Memang silinder segaris akan memakan banyak ruang, namun kabin mesinnya cukup luas. Ini bukan menjadi masalah bagi kendaraan besar seperti canter ketika menggunakan jenis 4 silinder segaris.

9. Transmisi

Untuk transmisi sendiri sekarang tidak semuanya manual, ada juga truk dengan transmisi otomatis. Jadi tergantung seri keluaran pabrik agar mudah menyesuaikan pada pangsa pasar penggunanya.

Secara umum transmisi dari kendaraan seperti ini mampu mencapai 5 atau 6 speed tergantung pabrikannya. Di Indonesia sendiri lebih umum 5 speed karena orang-orang memang sudah terbiasa.

Jika sudah mengetahui semua informasi tadi tentu sekarang Anda lebih familiar dengan kendaraannya. Setiap mesin truk terutama canter pasti akan memiliki perbedaan spesifikasi tergantung pada serinya.

Cari tahu juga tentang tips perawatan pada mesin truk canter. Klik disini untuk membaca artikel tersebut.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *